
Dunia usaha merespon kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) dengan menahan ekspansi usaha mereka. Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Sarman Simanjorang mengarakan, terdapat beberapa dampak yang berpotensi memengaruhi dunia usaha pasca kenaikan suku bunga acuan BI. Meski begitu, kata Sarman, dunia usaha melihat pemerintah mengambil langkah antisipatif yang menekan penguatan Dollar AS demi menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
"Faktor eksternal yang membayangi ini merupakan respon pemerintah terhadap potensi suku bunga The Fed yang masih tinggi atau dalam situasi ‘higher for longer’," tutur Sarman. Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengumumkan bahwa pihaknya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25 persen. Ledakan Keras di Pusat Tel Aviv, Belasan Tentara Israel Roboh Dalam Sehari di Front Gaza Lebanon Halaman 4
Apindo Nilai Dunia Usaha Bakal Terbebani Usai Suku Bunga Acuan BI Naik Ekonom Indef: Kenaikan Suku Bunga Acuan Memberatkan Sektor Riil Pengusaha Ngerem Investasi Imbas Kenaikan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia
The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan, Harga Emas Mengalami Kenaikan Pengusaha Ritel Khawatir Biaya Sewa Naik Pasca BI Kerek Suku Bunga Acuan Hal tersebut diutarakan Perry setelah melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23 24 April 2024 di tengah anjloknya nilai tukar rupiah.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23 dan 24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI Rate 25 basis poin menjadi sebesar 6,25 persen,” ucap Perry saat konferensi pers, Rabu (24/4/2024) Sehingga, dengan naiknya BI Rate 25 basis poin, diikuti dengan suku bunga Deposit Facility naik menjadi sebesar 5,50 persen, dan suku bunga Lending Facility naik menjadi 7,00 persen.